Pada Pemilihan Presiden 2019, terdapat fenomena menarik dimana sejumlah pemilih yang sebelumnya tidak puas dengan kinerja Presiden Joko Widodo atau Jokowi, memilih untuk beralih dan mendukung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Fenomena ini menjadi sorotan publik karena menunjukkan adanya pergeseran preferensi pemilih dalam menentukan pilihannya.
Sejak awal kepemimpinannya, Jokowi memang telah mendapat dukungan yang cukup besar dari berbagai kalangan masyarakat. Namun, seiring berjalannya waktu, ada sebagian pemilih yang mulai merasa tidak puas dengan kinerja Jokowi dalam menangani berbagai isu, seperti ekonomi, lingkungan, dan hak asasi manusia. Beberapa pemilih merasa bahwa Jokowi tidak mampu memenuhi janji-janjinya dan tidak memberikan solusi yang efektif terhadap permasalahan yang ada.
Pemilih yang merasa tidak puas dengan kinerja Jokowi kemudian melihat Anies Baswedan sebagai alternatif yang lebih baik. Anies, yang dikenal sebagai sosok yang energik dan memiliki visi yang jelas, berhasil menarik perhatian pemilih yang merasa kecewa dengan pemerintahan Jokowi. Selain itu, keputusan Anies untuk fokus pada pembangunan infrastruktur dan program-program pro-rakyat juga membuatnya semakin populer di kalangan pemilih.
Pergeseran preferensi pemilih ini menjadi perhatian serius bagi kedua kubu, baik tim pemenangan Jokowi maupun Anies. Tim pemenangan Jokowi berusaha untuk memperbaiki citra dan kinerja presiden agar dapat mempertahankan dukungan pemilihnya, sementara tim Anies berupaya untuk terus memperkuat basis dukungan mereka dan menarik lebih banyak pemilih yang tidak puas dengan Jokowi.
Tidak dapat dipungkiri bahwa fenomena pemilih yang tidak puas pada Jokowi lari ke Anies merupakan bagian dari dinamika politik yang selalu ada dalam setiap pemilihan umum. Pemilih memiliki hak untuk memilih pemimpin yang dianggap terbaik untuk memimpin negara, dan pergeseran preferensi pemilih adalah hal yang wajar dalam sistem demokrasi.
Dalam Pilpres mendatang, akan menjadi menarik untuk melihat bagaimana kedua kandidat, baik Jokowi maupun Anies, berusaha untuk memenangkan hati pemilih dan meraih dukungan sebanyak mungkin. Yang pasti, pemilih memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan arah kepemimpinan negara, dan keputusan mereka akan menjadi penentu dalam menentukan siapa yang akan menjadi pemimpin Indonesia selanjutnya.